Sabtu, 01 Desember 2012 By: yume

kunang-kunang


                                                                     

 Saat diteras belakang pada malam hari..., tiba-tiba saya melihat   cahaya kelap kelip yg bergerak di pepohonan... kunang-kunang! Ya, kunang-kunang..binatang kecil yang menyala, cahayanya indah kelap kelip seperti bintang... siapa yg tidak tertarik pada kunang-kunang? semua orang mulai dari anak kecil hingga dewasa pasti ingin memburu binatang ini. Mengapa binatang kecil ini bisa mengeluarkan cahaya begitu menarik ya? Benarkah kunang-kunang berasal dari kuku orang mati seperti yang dikatakan orang-orang tua padaku dahulu? Cerita nenekku dulu.. kunang-kunang tercipta dari kuku orang mati. Orang-orang tersebut mati dalam ketakutan dan kecemasa . Kuku-kukunya dicabut selagi orangnya masih hidup. Sejak itu kunang-kunang selalu muncul malam-malam untuk mencari kukunya yang hilang. Hiiiiiii.. apa bener begitu?

Tapi walau begitu.. seperti teman-teman lain, saya juga begitu menyukai kunang-kunang. Dulu semasa kecil saya juga senang menangkap kunang-kunang, kemudian memasukkannya dalam kantung plastik sisi-sisinya saya lubangi agar ia bisa bernafas sambil saya amati kerlip cahayanya yang begitu memukau bagi saya. Kerlipnya seperti bintang di langit malam.. seperti mata yang kadang berbinar, sesekali berubah sendu. Kerlip di tubuhnya seperti ingin bercerita banyak pada saya. Entah apa. Di lain waktu ia seperti menatap saya dengan perasaan hampa. Adakah ia bertanya jalan pulang..hm?


Kunang-kunang binatang yang unik, merupakan salah satu binatang yang dapat mengeluarkan cahaya di malam hari. Dibalik keindahan kunang kunang yang berkelap kelip dimalam hari ternyata kunang kunang terdapat beberapa keunikan.ingin tahu keunikan apa aja yang ada di kunang kunang?

Kunang-kunang termasuk dalam keluarga kumbang dari ordo Coleoptera, family Lampyridae yang bersifat noctumal. Kunang-kunang memiliki organ dan sel khusus (photocytes) yang mampu menghasilkan cahaya, terdapat pada segmen pertama atau kedua terakhir dari ekor (abdomen). Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia. Mereka dapat ditemukan di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Di daerah lembab itulah kunang-kunang menemukan banyak sumber makanan untuk para larva. Kunang-kunang dapat dijadikan indikator alami terhadap kondisi alam, dimana alam yang telah rusak tidak memiliki populasi kunang-kunang.
Kita mengetahui bahwa kunang-kunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak mengeluarkan cahaya. Hanya beberapa kunang-kunang yang mampu mengeluarkan cahaya bila berada di tempat gelap.


Mekanisme cahaya kunang-kunang memiliki beberapa tujuan. Kunang kunang bersinar ketika masih berupa larva kecil. Kedip pucat kunang-kunang merupakan peringatan bagi predator. Menurut studi peneliti Tufts University, larva kunang-kunang banyak mengandung bahan kimia yang merupakan racunn bagi hewan dan manusia. Lalu mengapa ya, kunang-kunang mengeluarkan cahaya ? Bagaimana mereka tahan dengan panas yang ditimbulkan cahayanya ? Itulah uniknya kunang-kunang! Cahaya yang mereka hasilkan adalah cahaya tanpa panas yang dinamakan Luminescence.

Menurut peneliti Havard Medical School, cahaya itu merupakan hasil pencampuran oksigen,pigmen yang disebut Luciferin, enazim luciferace, bahan kimia adenosine triphoshate (ATP) yang menyediakan sel energi.
Kristal asam urat yang terletak dalam sel diaktifkan untuk membuat cahaya dan bertindak sebagai lapisan reflektif dan cahaya dari badan serangga.
Namun tahu tidak, pola kedip perut kunang-kunang itu masih tetap
menjadi misteri karena ilmuwan tak yakin apakah pola itu dikendalikan oleh sel-sel saraf serangga atau suplai oksigen. Ilmuwan hanya mengetahui kegunaan kedipan itu, kunang-kunang dewasa mengirim sinyal intermiten yang berbeda untuk menarik perhatian pasangan masa depannya. Pola kedipannyapun bervariasi, dari kedipan pendek hingga panjang berkesinambungan. Tiap spesies kunang-kunang bedapun memiliki suksesi unik mereka sendiri sehingga memudahkan isyarat untuk pasangannya saling bertemu.
Kunang-kunang jantan dan betina menyalakan lampu hijau mereka ketika memilih jodoh dan menggunakan kedip lampu sebagai sarana berkomuni-kasi selama pacaran. Proses perkawinan dan ovulasi kunang-kunang menghasilkan telur yang biasanya ia letakkan di bawah permukaan tanah yang lembab dan akan menetas menjadi larva setelah 3 -4 minggu. Biasanya sang induk akan terus memberi makan hingga musim panas berakhir. Setelah kira-kira 1 - 2 minggu dari berakhirnya musim panas, larva tersebut akan berubah menjadi pupa, kemudian berubah menjadi kunang-kunang dewasa. 

Bayi Kunang - Kunang
Pada kunang-kunang dewasa, selain untuk memberi peringatan tanda bahaya, cahaya pada tubuhnya berfungsi untuk menarik perhatian pasangannya. Tidak hanya kunang-kunang dewasa, bayi kunang-kunang yang masih berupa larva juga mengeluarkan cahaya. Cahaya pada larva berguna untuk memperingatkan hewan lain yang akan memangsa mereka agar tidak mendekat.
Setelah terjadi perkimpoian, kunang-kunang betina akan meletakkan telur-telurnya dibawah permukaan tanah. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva setelah 3-4 minggu dan akan terus diberi makan hingga musim panas berakhir. Setelah kira-kira 1-2 minggu dari berakhirnya musim panas, larva tersebut akan berubah menjadi pupa, kemudian berubah menjadi kunang-kunang dewasa.

Bagaimana dengan mitos memegang kunang-kunang menyebabkan  serangga itu berhenti bersinar karena ia harus terbang untuk menghasilkan energi untuk bercahaya ? Ternyata mitos tersebut tidak benar. "walau keadaan diam,tidak bergerak pun mereka tetap bercahaya", kata ilmuwan yang mempelajari bioluminescence di Monterey Bay Aquarium  Research Institute Steven Haddock.

Legenda dan Mitologi Kunang-kunang
Seperti pada beberapa hewan lainnya, kunang-kunang juga memiliki arti penting dalam beberapa legenda dan kebudayaan. Dalam mitologi bangsa Maya, kunang-kunang sering dikaitkan dengan bintang. Kunang-kunang juga dianggap mewakili utusan dalam kuil-kuil Dewa Maya.

Orang Jawa sering menyebut bahwa kunang-kunang yang terbang di malam hari dan bersinar mengeluarkan cahayanya sebagai bunganya orang mati. sama halnya pada mitos orang barat jaman dahulu bahwa kunang-kunang merupakan jelmaan dari orang yang sudah meninggal atau jelmaan dari iblis (lucifer). Dia terbang dengan berkedip cahayanya  seperti mengisyaratkan sesuatu dan membuat orang merinding. Tak heran jika anak-anak sering dilarang orang tuanya untuk menangkap hewan ini, karena mereka khawatir jika dapat menyengat panas (seperti mengeluar-kan percikan api), sseperti nama asingnya firefly.

                                                                
Orang-orang Cina kuno sering memasukkan kunang-kunang dalam sebuah kotak transparan untuk kemudian digunakan sebagai lentera. Sementara dalam kebudayaan dan cerita rakyat Jepang, kunang-kunang memiliki arti yang sama besarnya dengan bunga Sakura yang terkenal itu.

Nah, jika kalian melihat kunang-kunang yang sedang terbang, kunang-kunang tersebut pastilah berjenis kelamin jantan. Mengapa begitu? Ya, karena hanya kunang-kunang jantan yang memiliki sayap, sementara para betina melekat di dedaunan dan tanah.

Apa fungsi lampu di tubuh kunang-kunang?




Kalian pernah melihat kunang-kunang ? Ya, kunang-kunang adalah binatang mungil yang ditubuhnya ada lampunya. Dimalam hari, tubuh kunang-kunang mengeluarkan kerlap-kerlip cahaya, sehingga binatang ini mudah dikenali.Kunang-kunang memang memiliki sistem yang menakjubkan. Serangga ini memiliki organ dalam tubuhnya yang memancarkan cahaya berpendar. Apa fungsi cahaya itu ? Cahaya ini sangat penting bagi kelestarian jenisnya, sebab kunang-kunang betina dan jantan mengenali jenis kelamin masing-masing berdasarkan cahaya mereka.
Organ berpendar pada kunang-kunang terdiri atas tiga lapisan, persis seperti lampu depan mobil. Sel-sel yang menghasilkan cahaya berada pada lapisan paling bawah. Sel-sel ini bertugas menghasilkan zat yang mudah terbakar. Zat ini bereaksi dengan oksigen dibawah kendali sebuah enzim. Akibat reaksi kimia ini, pertama-tama cahaya berpendar yang proses pembuatannya mirip seperti pada pabrik ini, diteruskan kelapisan cekung terdekat, dan kemudian ke lapisan transparan bagian atas, dimana cahaya ini dipantulkan.
Kualitas sempurna dan tingkat poduktivitas 98% dari cahaya berpendar ini mengejutkan para ilmuwan yang meneliti kunang-kunang. Bola lampu yang digunakan manusia untuk penerangan hanya mampu mengubah 5% dari energi yang diterimanya menjadi cahaya, sedangkan 95% sisanya terbuang dalam bentuk panas. Karena 95% panas yang dihasilkan inilah, kita tidak tahan menyentuh bola lampu yang sedang menyala.
Akan tetapi, meskipun kunang-kunang menghasilkan cahaya hampir 20 kali lebih besar dari bola lampu, suhu kunang-kunang tidak naik karena cahaya mereka bersifat dingin. Manusia hanya mampu membuat cahaya dingin dilaboratorium setelah melakukan serangkaian reaksi kimia. Menakjubkan sekali, ya !!!

Dulu...kunang-kunang begitu mudah kita jumpai, tetapi pada masa-masa sekarang ini susah sekali  bisa melihat cahaya kunang-kunang beterbangan.
Faktor utama mereka hilang mungkin karena kita sudah mengotori tempat mereka tinggal dengan limbah-limbah rumah tangga yang kita buang ke aliran-aliran air yang ternyata merupakan tempat hidup dan berkembangnya kunang-kunang.
Kunang-kunang memang belum punah.. contohnya tadi malam ini saya masih bisa melihatnya, tetapi sudah amat jarang dan sulit kita kini melihatnya. Mulai sekarang mungkin kita bisa menyelamatkan kunang-kunang yang tersisa... karena kunang-kunang itu indah dan menakjubkan, kelap kelip seperti bintang.     01  des '12, 21:00


 sumber : google

0 komentar:

Posting Komentar