Selasa, 07 Maret 2017 By: yume

perempuan berembun

kepada Sang pemberi kehidupan
perempuan itu memanggil-manggil hujan
mengetuk langit ia
meminjam sinar mentari berhenti
ia tak butuh pelangi

lalu bertanya ia

adakah hujan memberi kabar
ia menunggu di bumi yang gersang
ia yakin 
terus membaca mantra
doa puji puja
bahwa waktu itu akan tiba

perempuan itu akan berembun menanti pagi
ia begitu cantik, bening, dan rapuh

ia menghamparkan selendangnya ke atas
menangis menghiba pada Tuhannya

ia memejamkan matanya
untuk setiap waktu yang tersisa
lalu dilihatnya pipi dan matanya bagai bulir-bulir bening
ia lah perempuan yang beku pagi ini
(edrida pulungan)

happy internasional womwn day for tomorrow,
this poetry special for all beautiful woman in the world.
 you are always special

0 komentar:

Posting Komentar